Kebijakan
Pemerintah Dalam Mengatasi Kemiskinan
Kemiskinan
adalah masalah yang sangat penting untuk diatasi oleh Indonesia maupun Negara
lain, tingkat kemiskinan merupakan salah satu tolak ukur penilaian bagi sebuah
Negara apakah Negara itu makmur dan sejahtera atau tidak, semakin tinggi
tingkat kemiskinan maka Negara itu dapat dikatakan belum makmur begitupun
sebaliknya semakin rendah tingkat kemiskinan suatu Negara, maka semakin makmur
dan sejahtera Negara tersebut. Setiap Negara mempunyai cara masing-masing dalam
mengatasi masalah kemiskinan di dalam negaranya, begitupun dengan Negara
Indonesia. Inilah beberapa kebijakan yang pemerintah ambil dalam mengatasi
kemiskinan.
Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan pada tahun ini diprediksi akan
lebih tinggi dibandingkan target pemerintah yakni sebesar 10,5 persen. Salah
satu penyebabnya adalah shock akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi di pekan ketiga Juni 2013."Nanti September BPS akan merilis
survei. Berapa jumlahnya, saya kurang tahu persis. Mungkin ada tambahan
satu sampai dua persen (jumlah penduduk miskin)," ujar Anggota Komisi XI
DPR RI Arif Budimanta, Ahad (18/8). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
jumlah penduduk miskin per Maret 2013 mencapai 28,07 juta atau 11,37 persen
dari total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami penurunan 0,52 juta
dibandingkan dengan penduduk miskin per September 2012 sebesar 28,59 juta
(11,66) persen.
Beberapa faktor penyebab turunnya angka
kemiskinan antara lain inflasi berdasarkan komponen umum secara kumulatif
relatif rendah, upah harian nominal buruh tani dan bangunan yang meningkat
serta stabilnya harga beras. Secara keseluruhan garis kemiskinan meningkat
dari Rp 259.520 per kapita per bulan pada September 2012 menjadi Rp 271.626 per
kapita per bulan pada Maret 2013. Selama periode September 2012-Maret
2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta orang
(dari 10,51 juta pada September 2012 menjadi 10,33 juta pada Maret 2013).
Sedangkan di daerah pedesaan berkurang 0,35 juta
(dari 18,09 juta pada September 2012 menjadi 17,74 juta pada Maret 2013).
Berturut-turut, pada 2009, BPS mencatat jumlah penduduk miskin 32,53 juta atau
14,15 persen, kemudian pada 2010 31,02 juta atau 13,33 persen, Maret 2011 30,02
juta atau 12,49 persen, September 2011 29,89 juta atau 12,36 persen dan Maret
2012 29,13 juta atau 11,96 persen.
Dengan tingginya inflasi beberapa bulan
belakangan, Arif memperkirakan tingkat kemiskinan akan berada di atas 12
persen. Terkait target pemerintah yakni 10,5 persen, Arif menilai itu adalah
batas atas di mana batas bawahnya adalah 8,0 persen.
"Tanpa kerja apa-apa juga trennya memang
seperti itu penurunan kemiskinannya. Jadi, tak ada extra effort yang dilakukan.
Artinya apa? seluruh stimulus dari proses kebijakan fiskal yang dilakukan
pemerintah selama ini tak memberikan efek elastisitas yang tinggi terhadap
penurunan kemiskinan dari setiap proses pertumbuhan yang ada," kata
Arif. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida
Salsiah Alisjahbana mengakui dengan tingkat kemiskinan per Maret 2013 yang
mencapai 11,37 persen, target akhir tahun ini 10,5 persen memang berat untuk
dicapai.Salah satu pemicunya adalah lonjakan harga sejumlah kebutuhan yang
berujung pada tingkat inflasi tinggi. "Tapi kita best effort,"
ujar Armida seraya menyebut terdapat sejumlah program seperti raskin, BLSM
hingga BSM untuk membantu keluarga miskin.
Kebijakan Pemerintah
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki
peran yang besar. Namun dalam kenyataannya, program yang dijalankan oleh
pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang menimbulkan masalah kemiskinan ini.
Ada beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan dan dimaksudkan sebagai
solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan ini. Seperti di antaranya adalah
program Bantuan Langsung Tunai yang merupakan kompensasi yang diberikan usai
penghapusan subsidi minyak tanah dan program konversi bahan bakar gas. Selain
itu ada juga pelaksanaan bantuan di bidang kesehatan yaitu jaminan kesehatan
masyarakat atau Jamkesnas. Namun kedua hal tersebut tidak memiliki dampak
signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan. Bahkan beberapa pakar
kebijakan negara menganggap, bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan
pemerintah. Baik ada atau tidak ada masalah kemiskinan di indonesia. Negara
wajib menyediakan jaminan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana
diamanatkan oleh undang-undang dasar 1945.
Perekonomian Indonesia pada masa Pemerintahan
SBY
Pada pemerintahan
SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau
menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung tunai
kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada
tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan
dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi
pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia
terdapat masalah dalam kasus Bank Century yang sampai saat ini belum
terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan
kasus Bank Century ini.
Kondisi
perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat
baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009.
Bank Indonesia (BI)
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6 persen pada
2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian prospek
ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.
Sementara itu,
pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada
triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17
persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu penyebab
utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah
yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang
Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan
yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun
masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi
yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh.
Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota
besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak
warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Tingkat pertumbuhan ekonomi periode
2005-2007 yang dikelola pemerintahan SBY-JK relatif lebih baik dibanding
pemerintahan selama era reformasi dan rata-rata pemerintahan Soeharto
(1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%. Tetapi, dibanding kinerja
Soeharto selama 32 tahun yang pertumbuhan ekonominya sekitar 7%, kinerja
pertumbuhan ekonomi SBY-JK masih perlu peningkatan. Pertumbuhan ekonomi era
Soeharto tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan angka 9,9%. Rata-rata
pertumbuhan ekonomi pemerintahan SBY-JK selama lima tahun menjadi 6,4%, angka
yang mendekati target 6,6%.
Jumlah
Penduduk Miskin
Sasaran
pertama adalah pengurangan kemiskinan dan pengangguran dengan target
berkurangnya persentase penduduk tergolong miskin dari 16,6 persen pada
tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada
tahun 2009 dan berkurangnya pengangguran terbuka dari
9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 5,1 persen pada
tahun 2009.
Penduduk Miskin
|
Jumlah
|
Persentase
|
Catatan
|
2004
|
36.1 juta
|
16.6%
|
|
2005
|
35.1 juta
|
16.0%
|
Februari 2005
|
2006
|
39.3 juta
|
17.8%
|
Maret 2006
|
2007
|
37.2 juta
|
16.6%
|
Maret 2007
|
2008
|
35.0 juta
|
15.4%
|
Maret 2008
|
2009
|
8.2% ????
|
Koalisi
Organisasi Masyarakat Sipil mencatat, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan
Jusuf Kalla memperbesar utang dalam jumlah sangat besar. Posisi utang tersebut
merupakan utang terbesar sepanjang sejarah RI.
Langkah Mengatasi Masalah Kemiskinan :
- menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di indonesia.
- Menghapuskan korupsi. Sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana mestinya.
- Menggalakkan program zakat. Di indonesia, islam adalah agama mayoritas. Dan dalam islam ajaran zakat diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di antara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di indonesia, ditengarai mencapai angka 1 triliun setiap tahunnya. Dan jika bisa dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat.
- Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti : • Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton
• Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer- Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain :
• Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);
• Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA);
• Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi;
• Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III rumah sakit.
6. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain :
Sumber:• Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan perkotaan
• Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
• Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
• Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.
http://apriyanis.blogspot.com/2013/04/upaya-pemerintah-untuk-mengatasi.html